Tampilkan postingan dengan label Reviews. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Reviews. Tampilkan semua postingan

Rabu, Maret 18, 2015

Cinderella in a Grown-Up-Woman-Mind

It's been a year!
Gue nggak nulis blog selama SATU TAHUN. I'm so sorry. Maybe we can blame the social media? Gue mulai menulis dimanapun gue mau; kadang Tumblr, kadang Twitter karena hal-hal yang mau gue bagi sangat singkat.

So, here I am. Pop-up writing idea muncul begitu saja sepulang dari girls day out bersama seorang guru bahasa inggris dan seorang siswa privat. Karena sudah janji mau nonton bareng dari akhir tahun lalu, momen kemarin datang sangat pas: Cinderella tayang dan bioskop baru di dekat rumah gue masih menerapkan harga promo yang wallet-friendly. Jadi, kita janjian untuk nonton Cinderella bertiga. Ratingnya SU, jadi cocoklah ditonton sama guru dan murid. :))

Sasa, Me and Dara.
Awalnya, gue pribadi agak kecewa karena gue mengharapkan sesuatu yang surprising, seperti bagaimana lucunya Rapunzel di Tangled, atau Kerennya Hansel and Gretel yang menjadi Witch Hunter. Ternyata, Disney tidak banyak menambah atau mengubah untuk film yang satu ini. Ini hanya dibuat live action dengan efek magic yang memang memukau.


Tapi, setelah pulang dari bioskop dan sedikit me-review filmnya dalam otak gue, gue baru nyadar kalau Disney berhasil memasukkan satu potongan cerita yang bisa bikin semua ceritanya make sense, dan secara elegan memasukkan pesan yang sangat baik bagi penontonnya.

Potongan cerita tambahan dimulai ketika Ella berlari kehutan (macam puisinya Rangga AADC) gara-gara sedih dan galau. Disanalah ia bertemu dengan Kit, yang sebenarnya adalah Pangeran di kerajaan tersebut. Di cerita aslinya, (dan di kartun klasik Disney,) cerita ini nggak ada. Jadi sekarang kita bisa menyatukan puzzlenya: kenapa Pangeran bisa jatuh cinta pada Ella padahal cuma ketemu di pesta dansa? Atau, ngapain juga Kerajaan ngundang semua rakyatnya ke pesta dansa? Semuanya terjawab dengan cerita oh-i-meet-a-girl-in-a-forest-and-falling-in-love-with-her ini.


Lalu, pesan apa yang tadi gue bilang berhasil diselipkan Disney bagi penontonnya? Ella diajarkan oleh orangtuanya untuk "Have courage, and be kind," oleh sebab itu, Ia selalu berbuat baik pada siapapun, termasuk pada orang yang berbuat jahat padanya. Ia juga sangat yakin dan percaya pada keyakinan hatinya. Ella di-bully, tapi nggak pernah ngelawan. Sedih, tapi nggak pernah ngegalau. Ketika Ella sedih, pergi ke hutan dan malah ketemu Kit, pesan yang disampaikan sangat tersurat karena si moderator bilang "Jika kakak tirinya tidak sejahat itu, ia tidak akan pergi ke hutan". Ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap kesedihan, pasti ada hal baik yang menunggu. Bahkan, ketika Ella dikurung di loteng ketika pangeran mencarinya, Ella tidak menangis, dan malah bernyanyi (!). Ia sabar, dan Ia percaya.


Lavender's blue, dilly, dilly, lavender's green,
When I am king, dilly, dilly, you shall be queen.
Who told you so, dilly, dilly, who told you so?
'Twas my own heart, dilly, dilly, that told me so.

So, meskipun tidak ada kejutan dari Disney, Cinderella the Movie ini cukup worth it untuk ditonton ;)

Kamis, Desember 27, 2012

Antara Habibie-Ainun dan 5 cm

Jadi, awalnya gue ingin menulis review beberapa film yang baru gue tonton minggu-minggu ini, tapi sepertinya itu udah terlalu mainstream,(padahal bohong, padahal emang nggak bakat nulis review aja) jadi, gue mau menumpahkan pikiran random gue setelah nonton dua film Indonesia yang lagi booming di akhir tahun ini.

Iyup, 5 cm dan Habibie-Ainun.
Kedua film ini jelas berbeda namun punya beberapa kesamaan. 5 cm terinspirasi dari kisah nyata, sedangkan Habibie-Ainun diangkat dari kisah nyata. Dan--untuk mereka yang udah nonton dua-duanya--pasti nyadar kalo kedua film ini berusaha meninggalkan satu perasaan baru pada penontonnya: Rasa cinta akan tanah air.

5 cm punya cerita sederhana yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Persahabatan, skripsi, kebodoran hidup, dan lain-lain. Mereka menekankan bagian "Oh how I love Indonesia" hanya di bagian akhir, ketika mereka melihat keindahan Indonesia dari puncak gunung tertinggi di pulau jawa. Permainan bahasa yang digunakan dalam dialognya nampak terlalu nyastra hingga gue pikir, anak muda jaman sekarang nggak bakal menggunakan bahasa sepuitis itu dalam kehidupan sehari-hari. Itu pikiran sekilas gue aja, sih. Apabila film ini berusaha meningkatkan taraf kecintaan penontonnya akan tanah air Indonesia, sayangnya agak kurang ngena.

Berbeda dengan film Habibie-Ainun yang sebenarnya lebih bertujuan untuk menceritakan cinta sejati mantan presiden dan Alm istrinya, justru secara tidak sengaja film ini menyampaikan bagaimana Pak Habibie sangat mencintai negara ini. Keteguhannya akan janji untuk kembali ke Indonesia dan mengabdikan ilmunya di negeri ini tergambarkan dengan jelas, membuat gue kagum. Nggak banyak orang pintar yang bersiteguh bakal kembali ke tanah air untuk turut membantu kemajuan negara. 
"Masalah uang, royalti di sana (Jerman) pasti lebih besar, tapi tujuanku bukan itu"

Film ini membuat gue menambahkan daftar orang-orang hebat yang gue kagumi. Pada masa jaya Habibie, gue hanyalah anak ingusan (tapi imut) yang nggak terlalu ngerti politik dan nggak terlalu tahu seperti apa Pak Habibie ini. Tapi setelah nonton filmnya, rasanya banyak hal yang bisa dicontoh darinya.

Selain merupakan suami setia yang penuh kasih sayang, beliau juga merupakan pemimpin yang sangat bertanggung jawab. Bekerja dengan jujur, Habibie bahkan menolak untuk praktik kongkalikong sejak ia menjabat sebagai menteri. Indonesia perlu bersyukur pernah punya pemimpin setipe ini, namun sayangnya orang jujur di medan politik Indonesia jarang sekali bertahan lama.

Entah hanya gue atau semua orang akan merasakannya, film ini sedikit-banyak mendorong gue untuk dapat berbakti pada negeri seperti tulusnya Habibie pada Indonesia. Jika membandingkan kedua film dari sisi yang ini, tentu Habibie-Ainun bisa lebih menggetarkan hati dibanding film 5 cm. But really, good job for those two. ;)

Sabtu, Desember 25, 2010

Chocotrip


Have I ever told you, that I love chocolate very very very much?

Cokelat itu seperti makanan yang diturunkan dari surga buat gue. MySpaceGimana nggak? Rasanya manis walaupun warnanya hitam (merepresentasikan gue banget, kan? #overselfconfidenceMySpace).

Selain enak, cokelat juga punya banyak khasiat. Cokelat dipercaya bisa memperbaiki mood. Para wanita yang lagi PMS dan sering marah-marah, seringkali disarankan untuk ngemil cokelat, karena cokelat terbukti bisa menimbulkan perasaan senang dan otomatis bikin mood kita a lil bit better. Ditambah lagi, cokelat bisa mengurangi resiko penyakit jantung. Beberapa penelitian juga membuktikan kalau cokelat nggak bikin gemuk dan nggak menyebabkan jerawat. What a perfect food, huh?MySpace

Selasa, Juni 29, 2010

Review: Toys Story 3, Almost 11 years is worthed enough!

Jeda waktu hampir sebelas tahun ternyata tak membuat para penggemar kabur. Hal itu dibuktikan oleh film animasi fenomenal yang berjudul Toy Story. Fenomenal? Ya, sangat fenomenal. selain mampu meraih ratusan juta dollar dari penjualan tiketnya, film ini juga mampu menggaet para penonton dari semua usia. Toy story yang sempat populer 15 tahun yang lalu adalah film pertama yang mendobrak popularitas film 3 dimensi. Tak heran, para penontonnya yang sekarang beranjak dewasa pun masih ingin mengikuti cerita mengenai Woody dan kawan-kawan ini.

Saya termasuk penonton setia Toy story the series. Meski belom sempat nonton film pertamanya, tapi saya sangat jatuh cinta pada animasi tiga dimensi yang disuguhkan dalam film Toy Story 2. Jaman masih VCD dulu, saya tidak pernah bosan memutar filmnya sampai saya ingat dengan jelas cerita, bahkan dialognya! Begitu mendengar film selanjutnya akan ditayangkan di Layar lebar, tanpa pikir panjang saya langsung meluncur untuk menonton filmnya. Ini dia reviewnya. 


The Story
Seperti biasa, Woody, Buzz, Hamm, dan mainan-mainan lainnya mengkhawatirkan hal yang sama: dilupakan oleh pemiliknya. Apalagi kali ini, Andy (sang pemilik) akan beranjak dewasa dan pergi ke asrama untuk meneruskan kuliahnya. Mereka dihadapkan pada tiga takdir: ikut dibawa bersama Andy ke collage, disimpan di loteng, atau disumbangkan ke Daycare (penitipan anak)?

Woody adalah satu-satunya mainan yang terpilih untuk ikut ke college, dan yang lain hendak disimpan di loteng. Namun, karena suatu kesalahpahaman, sekantung mainan tersebut terbuang! Namun, dengan keterampilan melarikan dirinya, mereka berhasil lepas dari tempat pembuangan dan memasukkan diri pada dus yang berisi penuh mainan yang hendak disumbangkan ke Daycare.
Petualangan sesungguhnya baru dimulai saat mainan-mainan yang rindu dimainkan anak-anak ini tiba di Daycare. Mereka bertemu banyak teman baru, termasuk Lotso, si Beruang yang terkenal dengan wangi stroberinya. Namun ternyata, si beruang pink ini tak sebaik yang terlihat. Ia menjebak Buzz dan kawan-kawan untuk diletakkan di ruangan khusus anak-anak kecil, yang memainkan mainan tanpa rasa belas kasihan.
Woody yang hendak pulang ke rumah Andy secara tidak sengaja mendengar kekejaman Lotso tersebut. Dan akhirnya, Woody kembali dan berusaha menyelamatkan teman-temannya untuk keluar dari Daycare mengerikan itu.

The Characters

Tokoh utama
Para bintang yang dijagokan oleh sang director, Lee Unkrich, masih sama dengan karakter-karakter utama yang sempat jadi favorit penonton di film-film yang sebelumnya. Si koboi pemberani, Woody, masih jadi pemeran paling utama dan paling disayang Andy. Tak lupa teman luar angkasanya, Buzz Lightyear, dan beberapa teman lama yang sudah terkenal sejak film pertama Toy Story merambah dunia layar lebar; Pasangan lucu Mr. and Mrs. Potatohead, si badan elastis Slinky Dog, Tyranosaurus yang konyol Rex, dan Hamm si celengan babi. Beberapa karakter baru yang muncul di Toy Story 2 juga ada yang bertahan menjadi pemeran utama, yaitu si Cowgirl Jessie, kudanya Bullseye, dan tiga boneka alien hijau bermata tiga.
selain mainan-mainan yang menjadi tokoh utama, tak terlupa Andy yang beranjak dewasa dan Adiknya Molly yang cerewetpun digambarkan dengan sangat sempurna. Andy versi dewasa sangat tampan loh, mungkin dia akan dapat banyak penggemar cewek di collagenya nanti. :P





Meet some new friends!

Tak lengkap rasanya jika film baru tidak menambahkan karakter baru yang segar. Masih berupa mainan-mainan ataupun juga manusia. Dalam film terbaru ini, penonton disuguhkan beberapa mainan baru mulai dari yang lucu dan menggemaskan hingga yang jahat.
First, let me introduce you, Bonnie!

Si gadis cilik yang pemalu ini sukses bikin penonton menahan nafas karena kelucuannya. Dia imut-imut, lucu, dan sedikit malu-malu pada orang asing. Gerak-geriknya bikin geregetan. Jika ada yang bertanya apakah ia akan menjadi tokoh utama manusia di film berikutnya? Saya adalah orang yang berteriak "SETUJU!" paling keras. Dia ngegemesin sih. :D
Bonnie memiliki beberapa mainan layaknya anak-anak lain. dan, mainan-mainan Bonnie menjadi teman baru bagi Woody cs. Inilah teman-teman baru mereka:

Buttercup si unicorn, Trixie si dinosaurus biru, Dolly, dan Pea-in-a-pod. Dan satu lagi, Mr. Priclepants--sebuah boneka landak yang sempat saya kira seekor boneka singa. :D

Tiada petualangan tanpa karakter jahat. Tak mau ketinggalan, film ini pun menampilkan sejumlah karakter yang sama lucunya, namun jahat wataknya.
Tak kehabisan akal, para pemeran antagonis di film animasi ini mengambil peran dari mainan-mainan yang sudah sangat familiar di kehidupan sehari hari; beruang dan boneka bayi yang besar. Serangga hijau yang terlihat kuat itu adalah Twitch, dan mainan jelly yang berbentuk gurita bernama Strectch. Ada juga mainan menyerupai batu yang dapat mengubah-ubah wajahnya dengan tombol diatas kepalanya, Chunk. Yang terlihat paling necis itu, dengan scraft di lehernya, adalah Ken. Familiar dengan nama ini? ya, dia memang kekasih Barbie! Mungkin Ken tidak sepenuhnya jahat, ia hanya terbawa oleh Lotso dan kawan-kawan.

Something missing?
Jika kalian penggemar Toy Story 1 dan 2, kalian akan sangat kehilangan Bo Peep. Ya, si boneka porselin bergaun putih, dengan membawa tongkat penggembala kambing. 
Si gadis bijaksana ini padahal memiliki peran yang cukup penting di Film-film sebelumnya. Apalagi, ia pernah diposisikan sebagai Woody's Lover. Woody dan Bo terlihat sangat saling tertarik satu sama lain, apalagi Bo seringkali menasihati Woody dikala Woody melakukan tindakan yang cenderung nekat. Sayangnya, boneka anggun ini tidak muncul di Toy Story 3. Padahal mungkin, beberapa orang merindukan adegan dimana Bo menarik tubuh Woody dengan tongkat melengkunya itu.

The Best Scenes
Adegan paling Lucu
 Oke, saya tahu bahwa untuk sesuatu yang beratributkan "paling", berarti hanya satu. Tapi sulit bagi saya untuk menentukan satu bagian saja yang paling lucu. Untuk satu hal ini, izinkan saya memilih beberapa adegan untuk dokategorikan sebagai adegan paling lucu. :D
  1. Saat Mr. Potatohead menjalankan misinya tanpa tubuh kentangnya. Ia mengganti tubuhnya dengan kue dadar! Bayangkan bagaimana sulitnya ia bergerak dengan tubuh yang meliuk-liuk itu. Dan di tengah misinya, ia bahkan dipatuk oleh seekor burung lapar. Cukup membuat anda tertawa? Sisakan energi tawa anda untuk bagian paling lucu dari scene ini; saat akhirnya ia pulang dengan tubuh mentimun! (Mrs. Potatohead dengan senang menyambutnya; "Oh sayang, kau terlihat lebih tinggi") :))
  2. Karena ulah para mainan jahat, Buzz sempat diubah menjadi Buzz yang lain; Buzz dalam mode demo. Ia tak kenal lagi teman-temannya, dan hanya menuruti perintah Lotso. Namun, akhirnya Rex dan kawan-kawan mencoba mengembalikan Buzz ke mode normal. Sayangnya, Rex terlalu lama menekan tombolnya, dan Buzz malah berubah ke Spanish Mode. Buzz berbicara bahasa spanyol dengan gerak gerik mirip Alfonso di telenovela-telenovela mexico. Bahkan, buzz tiba-tiba jatuh cinta pada Jessie dan tak berhenti memanggilnya "Senorita". Semua penonton dibuat terpingkal saat Jessie dipaksa berdansa oleh El Buzzo.
  3. Siapa yang tak tahu bahwa Barbie punya pasangan? Dan di film ini, Barbie bertemu belahan jiwanya, Ken. Bersiaplah dengan komentar komentar yang berkata "Adegan Ken dan Barbie selalu lebay". Tapi akuilah, kelebayan yang ditampilkan sungguh sempurna dan membuat anda terpingkal sampai mengeluarkan air mata! (Ken: "Aku punya semuanya, namun aku tak punya teman yang mau berbagi hidup denganku.." Barbie: "Aku tidak tahu, rasanya.. Kita memang diciptakan untuk bersama-sama") LOL. Sangat sinetron sekali.
Adegan paling menyedihkan
The ending, for sure! Ini adalah film yang sebenarnya happy ending, tapi kebahagiaan itu didapat dengan perpisahan yang tak dapat dihindarkan lagi. Siapkan kotak tisu anda saat akan menjelang adegan terakhir. Ekspresi Andy dan Woody saat akan terpisahkan sangat menyentuh hati! Ouh... :'(

How Do I Rate It?
  • Jalan ceritanya tidak mudah ditebak. I rate it 9/10
  • Animasinya sangat hidup, bahkan saya jatuh cinta pada Andy. I rate it 10/10
  • Untuk soundtrack, sayang sekali, kurang mendorong saya untuk mencari dan mendownload lagu-lagunya. I rate it 6/10
Dan untukrating keseluruhannya, (saya ikutin rating-rating biasanya, pake bintang-bintang)

FIVE STARS! its mean: VERY RECOMMENDED, alias WAJIB NONTON. Filmnya mendekati sempurna, dan anda tidak akan menyesal merogoh kocek untuk menontonnya.

El buzzo: "Adios, senorita."

Sumber gambar: fanpop.com and others

Selasa, Desember 01, 2009

Paranormal Activity. Trully Scared (???)


Mungkin hampir semua penonton yang telah menyaksikan Film PARANORMAL ACTIVITY bertanya-tanya, apakah film ini;

 a. Hasil rekaman asli yang ditayangkan di layar lebar? (dengan sedikit proses edit, tentunya)
 b. Film BASED ON TRUE STORY yang direkonstruksi ulang ?
 c. Film ini TOTALLY FICTION?

Well, pengemasan film ini dengan ide barunya amat-sangat memuaku bagi saya. Ini adalah film pertama (yang saya tonton) yang mengemas ceritanya dengan sempurna sehingga seolah seperti film dokumenter ASLI.

Film ini bercerita tentang sepasang kekasih yang diteror di sebuah rumah. Karena penasaran, Micah (Si Cowok) nekad melakukan sebuah 'riset' dengan menggunakan kamera dan papan Ouija















Film ini sungguh membosankan di awal, dengan berbagai dialog yang monoton, dan blah blah ngga penting. ~.~.
Namun, untuk orang yang suka dengan ketegangan dan pemacu adrenalin, cobalah untuk bersabar menunggu puncak ketegangan itu di akhir film.
(atau kalau nonton di DVD, fast forward aja. LOL)


Jadi, sebenernya ini film beneran, atau bukan??










Ya, jawabannya adalah C. Film ini TOTALLY FICTION!
Tak percaya?
Ketidakpercayaan saya (dan mungkin juga anda) membuktikan keapikan mereka dalam mengemas filmnya.

Sebenarnya, film ini diproduksi dua tahun lalu, sekitar tahun 2007.
Ini hanyalah film indie yang naskahnya ditulius oleh Oren Peli, seorang screenwriter yang sangat takut pada hantu. Bahkan, si director ini takut untuk nonton Ghostbuster, yang jelas-jelas cuma film hantu KOMEDI.

Katanya, ia sering merasa adanya hawa-hawa gaib dirumahnya. Ia pun mendapat ide untuk membuat film tersebut di RUMAHNYA SENDIRI.
Tak heran mengapa biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi film ini termasuk rendah. PARANORMAL ACTIVITY bahkan disebut-sebut sebagai film horor termurah sampai saat ini. Mungkin karena mereka memakai sedikit crew, kamera, dan bahkan tak mengeluarkan biaya untuk lokasi syuting!MySpace



Secara keseluruhan, film ini patut diacungi jempol. Dengan bermodalkan sedikit dolar dan merangkak melalui festival-festival film indie, mereka mampu mencuri perhatian salah satu distributor film terkemuka, PARAMOUNT dan menembus rate melebihi film "SAW VI".
Kehebatan lain dalam menyembunyikan 'kepalsuan' film inipun disempurnakan dengan poin-poin berikut:
  • Di awal cerita, mereka menuliskan bahwa "Film ini didedikasikan pada Micah dan Katie". Kalimat ini membuat seolah film ini adalah asli, atau bahkan rekaman hasil dari Micah dan Katie sendiri.
  • Saya tidak menemukan gambar behind the scene pembuatan film ini. Mungkin karena pembuatannya 2 tahun yang lalu. Namun, hal ini seolah memperkuat prediksi bahwa film ini adalah nyata, dan tak ada proses syuting-syutingan segala.
  • Micah dan Katie adalah nama asli aktor itu sendiri (nama asli mereka adalah Katie Featherston dan Micah Sloat). Apakah mereka tak memakai nama panggung agar terasa lebih real?
Penilaian saya:

  • visualisasi : Mengingat konsep film ini adalah reality (dokumenter), visualisasinya sangat meyakinkan. Dengan pengambilan sudut yang menampakkan keamatiran sang cameraman, namun tetap rapi dan sangat real
  • Jalan cerita : Sayangnya, tidak dijelaskan mengapa Katie (Si cewek) diteror seperti itu. Dan, tidak dijelaskan pula bagaimana keadan 'jenazah' Micah saat ditemukan. Tergigitkah? tercabik-cabik? Terpotong-potong? (Uhhhh..MySpace)
  • Sound effect: Sebenarnya, film ini sama sekali tak menggunakan musik latar atau efek suara apapun kecuali suara-suara yang dibuat senatural mungkin. Justru hal itulah yang membuat film ini SANGAT MENAKUTKAN!
  • Keseluruhan : Cuma dua kata untuk menanggapi film ini; GREAT JOB!!! MySpace
 

    Selasa, November 17, 2009

    Movie Review, 2012; Who Will Survive?

    Akhirnyaa, walau sedikit terlambat, saya berhasil nonton 2012...!
    yaiiy MySpace
    Ngga heran kalau dimana-mana tiketbox penuh dan semua tiketnya sold out sampai penayangan terakhir sekalipun. Karena, film ini memang patut diacungi dua jempol.
    Meski pada bagian awal film ini cukup membosankan, dengan penjelasan bertele-tele dan dialog yang cukup panjang (teman saya hampir tertidur di awal penayangan film, duh!) namun Roland Emmerich sang director mampu mengimbanginya dengan berbagai visualisasi bencana alam yang cukup real.

    Cerita ini dimulai dari seorang  Ilmuwan kulit hitam bernama Adrian Helmsley (Chiwetel Ejiofor) yang mulai menyadari adanya ketidakstabilan kerak bumi karena inti bumi yang terus memanas. Menindaklanjuti penemuan Adrian ini, pemerintah melancarkan suatu proyek rahasia, yaitu pembuatan bahtera raksasa untuk menyelamatkan setiap spesies makhluk hidup dari kepunahan. Namun jahatnya, setiap kursinya dijual dengan harga yang sangat mahal ("kau harus menjadi Bill Gates atau Miliyuner dari Rusia untuk dapat membelinya", Charlie Forst).
    Konflikpun mulai terjadi saat Adrian tak setuju bila bahtera tersebut hanya dapat digunakan orang tertentu saja. Menurutnya, semua orang berhak untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
    Istimewanya dari film ini adalah cara lain dalam menjelaskan mengapa 2012 begitu diisukan akan terjadi bencana yang sangat dahsyat. Ada seorang penyiar radio nyentrik yang cukup mengetahui banyak hal mengenai bencana 2012.

    Ia menjelaskan perkiraan bangsa Maya melalui blognya yang lucu, dengan animasi yang unik, membuat orang tidak bosan mendengar penjelasan tersebut (check blognya di http://thisistheend.com/). Cara bicaranya yang mendekati 'gila' juga berhasil menarik perhatian penonton untuk mendengarkan penjelasannya, berbeda dengan cara Adrian menjelaskan tentang geologi di awal film.

    Secara keseluruhan, film ini sangat bagus. Inilah penilaian rinci saya terhadap film ini;
    • Visualisasi : , saya cukup merinding karena bayangan kiamat begitu nyata dalam film ini
    • Sound Effect : Cukup bagus, namun entah kenapa, sampai saat ini saya masih merasa Sound Effect yang paling jempolan adalah suara bola Quidditch di setiap film Harry Potter, hha.
    • Jalan Cerita : Seolah jalan ceritanya tertutupi oleh konsentrasi director pada visualisasi yang sempurna. (Sekedar tambahan, beberapa orang ternyata tidak menyukai film ini karena dianggap rasis. Ide untuk menceritakan bahwa Raja Arab berani membayar untuk 'membeli' kursi di bahtera tersebut dianggap penghinaan oleh beberapa masyarakat Timur Tengah.
    All My Favorit :
    • Favorite Actor : Zlatko Buric (berperan sebagai Yuri, miliyurder dari Rusia) Saya suka logat Rusianya, dan akting dia sebagai miliyurder sombong berhasil memancing kekesalan saya. *grrr!*
    • Favorit Actrees : Morgan Lily. Oh my God, anak ini lucu bangeet..♥♥ hehe. Aktingnya polos dan menggemaskan

    • Favorite Scene
      • Paling menggemaskan (geregetan maksudnya,) : Saat Jackson mencari Peta di Modil Charlie, padahal tanah dibawahnya terbelah dan ia hampir ditinggal pesawat. >.<
      • Paling lucu : Saat Charlie memperlihatkan animasi di Blognya. Penjelasan terlucu yang pernah saya lihat. :9
      • Paling menyedihkan : Saat Presiden Amerika memutuskan untuk tinggal dan menelepon anak perempuannya yang sudah ada di bahtera. Dialog terakhir antara ayah dan anak perempuannya... T_T
      • Paling menegangkan : Saat Jackson berusaha memperbaiki turbin yang rusak dibawah air.
    • Favorite quotes : "Sorang ilmuwan muda lebih baik dibanding 20 politikus tua"
    •  
    Secara keseluruhan, film ini cukup pantas untuk direkomendasikan.MySpace
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...