Jadi, awalnya gue ingin menulis review beberapa film yang baru gue tonton minggu-minggu ini, tapi sepertinya itu udah terlalu mainstream,(padahal bohong, padahal emang nggak bakat nulis review aja) jadi, gue mau menumpahkan pikiran random gue setelah nonton dua film Indonesia yang lagi booming di akhir tahun ini.
Iyup, 5 cm dan Habibie-Ainun.
Kedua film ini jelas berbeda namun punya beberapa kesamaan. 5 cm terinspirasi dari kisah nyata, sedangkan Habibie-Ainun diangkat dari kisah nyata. Dan--untuk mereka yang udah nonton dua-duanya--pasti nyadar kalo kedua film ini berusaha meninggalkan satu perasaan baru pada penontonnya: Rasa cinta akan tanah air.
Kedua film ini jelas berbeda namun punya beberapa kesamaan. 5 cm terinspirasi dari kisah nyata, sedangkan Habibie-Ainun diangkat dari kisah nyata. Dan--untuk mereka yang udah nonton dua-duanya--pasti nyadar kalo kedua film ini berusaha meninggalkan satu perasaan baru pada penontonnya: Rasa cinta akan tanah air.
5 cm punya cerita sederhana yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Persahabatan, skripsi, kebodoran hidup, dan lain-lain. Mereka menekankan bagian "Oh how I love Indonesia" hanya di bagian akhir, ketika mereka melihat keindahan Indonesia dari puncak gunung tertinggi di pulau jawa. Permainan bahasa yang digunakan dalam dialognya nampak terlalu nyastra hingga gue pikir, anak muda jaman sekarang nggak bakal menggunakan bahasa sepuitis itu dalam kehidupan sehari-hari. Itu pikiran sekilas gue aja, sih. Apabila film ini berusaha meningkatkan taraf kecintaan penontonnya akan tanah air Indonesia, sayangnya agak kurang ngena.
Berbeda dengan film Habibie-Ainun yang sebenarnya lebih bertujuan untuk menceritakan cinta sejati mantan presiden dan Alm istrinya, justru secara tidak sengaja film ini menyampaikan bagaimana Pak Habibie sangat mencintai negara ini. Keteguhannya akan janji untuk kembali ke Indonesia dan mengabdikan ilmunya di negeri ini tergambarkan dengan jelas, membuat gue kagum. Nggak banyak orang pintar yang bersiteguh bakal kembali ke tanah air untuk turut membantu kemajuan negara.
"Masalah uang, royalti di sana (Jerman) pasti lebih besar, tapi tujuanku bukan itu"
Film ini membuat gue menambahkan daftar orang-orang hebat yang gue kagumi. Pada masa jaya Habibie, gue hanyalah anak ingusan (tapi imut) yang nggak terlalu ngerti politik dan nggak terlalu tahu seperti apa Pak Habibie ini. Tapi setelah nonton filmnya, rasanya banyak hal yang bisa dicontoh darinya.
Selain merupakan suami setia yang penuh kasih sayang, beliau juga merupakan pemimpin yang sangat bertanggung jawab. Bekerja dengan jujur, Habibie bahkan menolak untuk praktik kongkalikong sejak ia menjabat sebagai menteri. Indonesia perlu bersyukur pernah punya pemimpin setipe ini, namun sayangnya orang jujur di medan politik Indonesia jarang sekali bertahan lama.
Entah hanya gue atau semua orang akan merasakannya, film ini sedikit-banyak mendorong gue untuk dapat berbakti pada negeri seperti tulusnya Habibie pada Indonesia. Jika membandingkan kedua film dari sisi yang ini, tentu Habibie-Ainun bisa lebih menggetarkan hati dibanding film 5 cm. But really, good job for those two. ;)