Jumat, Juli 23, 2010

Lika Liku Dunia Bisnis Indonesia



Perjalanan hidup itu selalu mengalami turun-naik. Sesaat kita akan mendaki gunung yang tinggi untuk mencapai puncak, dan turun melewati lembah kehidupan. Begitupun perjalanan hidup yang dilalui oleh dunia bisnis Indonesia.
Andai Si Bisnis Indonesia ini bisa Menulis Autobiografinya sendiri, seperti apa ya, mimik wajahnya saat menuangkan kisahnya sendiri kedalam kata-kata? Apakah ia menangis? Atau tersenyum, terkikik geli mungkin? Atau sedikit cemberut, mengingat masa lalunya yang sempat suram?
Pasalnya, Perkembangan bisnis di Indonesia cukup mengalami jatuh-bangun, (kalo kata Meggy Z sih.) dan cukup banyak makan asam-garam (kalo kata pepatah..)

Problematika kehidupan bisnis di Indonesia dimulai dari terpuruknya dunia bisnis sejak krisis moneter di jaman Orde Baru dulu. Saat itu, perbisnisan di Indonesia mengalami masa yang sangat sulit. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar, PHK merajalela, dan bertambahnya pengangguran. Masalah-masalah itu secara tidak langsung juga menyebabkan bertambahnya angka kriminalitas di Indonesia.
Namun, setelah meletusnya reformasi dan kemudian diadakan pemilu di tahun 1999, masyarakat Indonesia, khususnya para pebisnis Indonesia mulai menaruh harapan pada pemerintahan baru. Orang-orang baru di politik, peraturan baru, manajemen yang baru, dan kebijakan pasar yang baru. Siapa tahu segala sesuatu yang baru itu dapat menunjang bisnis Indonesia untuk lebih maju lagi?

Dan ternyata benar. Harapan yang ditaruh pada pemerintahan yang baru tidak sia-sia. Sejak tahun 2000, keadaan Indonesia semakin merangkak naik. Meskipun sedikit demi sedikit dan terlalu berhati-hati, namun dampaknya sangat terasa di dunia perbisnisan. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey salah satu lembaga keuangan di Indonesia, bahwa sejak tahun 2000 optimisme para pebisnis, khususnya pebisnis UMKM (Usaha Kecil, menengah, dan mikro) terus meningkat. Beberapa dari mereka dengan optimis berkata bahwa mereka ingin menambah modalnya, tanpa merasa takut mengalami rugi seperti saat krisis dulu atau tidak. 

Optimisme berbisnis ini merambat pada para pebisnis muda. Sekitar tahun 2002 anak-anak muda yang berjiwa bisnis mulai memenuhi pinggiran jalan besar dengan berbagai macam distro, butik, dan sebagainya. Bisnis waralaba juga ikut menjamur. Terutama waralaba di bidang retailing. Lihat saja, di jalan-jalan utama perumahan sekalipun, toko pengecer (retail) tersebar dengan luas. Terutama di kota-kota besar seperti Bandung, bahkan di satu daerah yang sama, kita bisa menemukan dua sampai tiga toko retail yang berbeda.
Salah satu toko retail yang mulai menjamur di seluruh penjuru kota
Tahun berganti tahun, semangat para pebisnis yang menggebu ini mulai mengantarkan Indonesia menembus pasar Internasional. Tidak sedikit pengrajin kerajinan tangan (handcraft) yang menjual hasil karyanya ke luar negeri. Tidak hanya hasil kerajinan tangan saja, tapi juga hasil perkebunan seperti sawit, dan sebagainya. Hilangnya batas antar negara dalam era globalisasi bisnis ini juga terbukti saat mulai banyaknya investor asing yang mulai ‘naksir’ dunia bisnis di Indonesia. Dari tahun ke tahun, Indonesia seolah bisa mengembalikan kepercayaan para investor asing untuk mau menanamkan modalnya di Indonesia.

Perkembangan bisnis Indonesia ternyata tak hanya berkembang di dunia nyata saja. Dunia maya (sering kita sebut dunia online) juga menjadi salah satu jalan bagi bisnis Indonesia untuk terus berkembang. Dengan adanya kecanggihan teknologi di bidang internet yang mulai merebak di tahun 2006, peluang bisnis baru berbasis Internet mulai berkembang. Peluang bisnis ini memungkinkan bagi kita untuk mengais recehan-recehan melalui system Paid per click, paid to review, dan lain sebagainya. Para pecinta bisnis multilevel pun seolah diberi fasilitas untuk mencari downline dengan menggunakan internet. Jejaring sosial seperti Facebook mulai digunakan untuk mempromosikan barang dagangan. Menawarkan dagangan anda pada orang yang asing sekalipun sangat memungkinkan apabila dilakukan di dunia maya. Blog, yang semakin hari semakin diminati, juga dapat digunakan sebagai fasilitas berbisnis. Baik dengan memasang iklan seperti google Adsense, atau dengan sengaja membuat sebuah blog khusus yang berisi promosi dan informasi barang-barang dagangan.
Tidak terbatas pada penjualan barang barang yang real, bisnis online juga bahkan merambah pada kalangan pecinta game online. Pada game poker Zynga misalnya, beberapa orang memiliki ide untuk menukar chip (alat tukar pada game tersebut) dengan mata uang rupiah atau dollar. 
Zynga Poker, salah satu game yang membuka peluang bisnis online
Tak hanya itu, tidak sedikit juga game-game online lain yang membuka kesempatan bagi para gamers untuk berubah profesi menjadi pebisnis. Penjualan character yang telah memiliki level tinggi juga ternyata memiliki banyak peminat.

Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia baik di dunia nyata maupun di dunia maya membuat para pebisnis membutuhkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang dapat memfasilitasi para pebisnis untuk saling bertukar informasi, berdiskusi, dan saling menawarkan dagangan atau bisnis-bisnisnya. Beruntung kita hidup di era yang serba mudah seperti tahun 2010 sekarang ini.


Pasalnya,Indonesia baru saja memiliki sebuah situs jejaring sosial yang mengkhususkan keanggotaannya bagi para pebisnis. Dengan konsep yang mirip dengan Facebook, Frigz.com memudahkan para pebisnis utuk dapat saling kenal dan berinteraksi lewat dunia maya. Bahkan, Frigz.com menyediakan fasilitas forum, untuk saling berbagi pikiran dan share ilmu dengan sesama pebisnis lainnya. Kelebihan  Frigz.com yang lain adalah tersedianya iklan baris yang memungkinkan kita mempromosikan barang dagangan atau bisnis kita lewat dunia maya. Munculnya situs jejaring sosial untuk pebisnis ini mengindikasikan satu langkah lagi kemajuan dunia bisnis di Indonesia. Jadi, tunggu apa lagi? Ikuti semua geliat bisnis Indonesia dengan join di Frigz.com!


4 komentar:

  1. good article....
    dibutuhkan pemikir2 besar untuk merubah pangsa pasar di indonesia menjadi sedikit meningkat, tengok saja negera tetangga india yang mulai dengan PD mendeklarasikan akan menjadi negara maju... yang dulunya sama2 negara berkembang...
    mungkin benar kata celetukan rakyat bahwa negara kita minim SDM, jika ada saja SDM yang bagus maka negara lainlah yang mencicipinya (kaya masakan ajj) contoh: Sri mulyani...
    ah dripada bingun, mending Fesbukan... :)

    BalasHapus
  2. @fahmi
    Yupp, tapi sebenernya, kayaknya yang kurang dari negara kita ngga cuma SDMnya deh,tapi rasa nasionalismenya juga. India berani mendeklarasikan diri sebagai negara maju? salah satu sebabnya pasti karena Tata Nano (itu loh, mobil termurah tapi kulaitas bagus, asli buatan India.) Mereka ngga pake profesor luar negeri, asli India semua. Barangnya juga ngga di ekspor dulu, dengan alasan "biar warga india menikmatinya dulu". See? dengan nasionalisme mereka yang tinggi, akhirnya India berani mendeklarasikan diri sebagai negara maju. Salah satu kemajuan didunia bisnis Indonesia yang belum terlaksanakan.. :)

    BalasHapus
  3. @phyqhie:betul, selain itu netbook yang seharga 350rb akan segera di produksi sama india (skdar info)..
    memang sulit sih kalau kita hanya berperang teori tanpa solusi yang real... berulang kali iklan roko menegur kita "talk less, do more"...
    saran fahmi sih, mahasiswa sebagai agent of change di masyarakat, seharusnya mampu menreinterpretasi dari makna dan hakikat ekonomi tersebut, sehingga akan dihasilkan simbiosis mutualisme yang merata...
    sehingga rakyat indonesia akan dengan bangga menghargai waktu mereka...
    raditya dika berasumsi, rakyat kita itu bukan pembaca tapi penikmat, karena indonesia lahir ketika TV dan radio sudah ada.. bukan ketika buku sedang beredar, nah pola pikir "instan" tersebut terbawa sampai sekarang... :)

    BalasHapus
  4. pendapat yg sangat menarik dari seorang mahasiswi jurusan management.hehe...

    btw sering main poker yach? dah banyak neh chip nya. :-)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...