August 7th, 2012
Hari ini hari Selasa, sama seperti hari Selasa dua minggu yang lalu, jadwalku dipadatkan dengan mengajar sehari peuh di salah satu lembaga bimbingan belajar di Bandung.
Mengajar itu menyenangkan, memang. Terlebih saat aku sudah siap dengan materi dan bahan yang akan aku sampaikan dengan matang. Yang paling aku nantikan adalah melihat wajah dan ekspresi para siswaku menghadapi materi dan tes yang akan aku berikan kelak. Akankah mereka cemberut? Atau malah senang? Gemes? Bete? senyum-senyum sendiri? Atau malah tertawa terbahak-bahak?
Terkadang, menghadapi siswa yang rewel dan sulit diatur memang menjadi hambatan dalam menjalani pekerjaan seperti ini. Hampir sampai pada titik yakin, aku pernah berpikir untuk beralih profesi. Kebetulan, studi terakhirku cukup multifungsi: "Pendidikan Manajemen Bisnis”. Ketika sekelebat aku merasa lelah dan merasa cukup dalam mengaplikasikan bagian “Pendidikan”nya, aku seringkali berpikir untuk mulai menerapkan “Manajemen Bisnis”nya, terutama di bidang konsentrasi yang aku ambil; Manajemen Keuangan.
Pilihan itu menyeretku pada kemungkinan perubahan lingkungan kerja yang akan berbeda 100%. Perusahaan, bukan lembaga. Ruang kerja, bukan kelas. Komputer, bukan papan tulis. Klien, bukan murid. sebenarnya doesn’t matter sih.. Sesuatu yang baru dan tantangan yang segar selalu membuatku jatuh cinta.
Tapi, hari Selasa kali ini berbeda. Hari ini, salah satu siswa tahun ajaran kemarin datang berkunjung dan, dengan wajah berbinar, ia menceritakan hari-hari pertamanya sebagai mahasiswa di salah satu kampus terfavorit di Bandung. Ia diterima di kampus dan jurusan pilihan pertamanya melalui jalur SNMPTN. Pilihan pertama, loh! Mungkin terdengar sedikit exaggerate, tapi hal ini secara mengejutkan membuatku bahagia. Bagi para guru senior, pasti merasakan hal seperti ini adalah hal yang biasa. Mendengarkan anak didikannya dengan senang bercerita, dan titik puncaknya adalah ketika ia berkata “Berkat teh Vicky, nih!”. Sepertinya rasa bangga campur bahagia itu overload sampe nggak bisa ketampung lagi. Hehe..
Hingga saat ini, bisa dibilang aku ini masih jobseeker. Menunggu takdir menjawab apakah aku ditakdirkan meneruskan bagian “pendidikan” atau diberi kesempatan mengaplikasikan “manajemen bisnis”nya juga. Satu-satunya yang aku harapkan, dimanapun nanti aku meniti jalanku menuju masa depan, aku harap aku dapat merasakan lagi perasaan bangga dan bahagia yang overload itu untuk segala ketercapaian prestasiku. I just can pray that Allah will lead me to the best path for my future, my life, and my afterlife…amien..